“Segala kesulitan dan kesusahan yang menimpa kita, adakah solusi lain selain bersabar?”
“Ketika hawa nafsu menguasai kita, adakah senjata lain selain bersabar?”
“Suatu ketika kenikmatan besar menghampiri kita, adakah senjata lain untuk menghadapi itu selain kesabaran?”
“Ketika hawa nafsu menguasai kita, adakah senjata lain selain bersabar?”
“Suatu ketika kenikmatan besar menghampiri kita, adakah senjata lain untuk menghadapi itu selain kesabaran?”
Itulah indahnya kesabaran bagi orang yang mempunyai jiwa kesabaran yang tinggi pada dirinya. Yaitu, bagi mereka yang menghadapi berbagai kesulitan, kesusahan, maupun yang lainya dengan ketabahan, kelapangan dada, dan rasa kemauan yang kuat. Apa jadinya jika mengatasi semua hal itu tidak disertai dengan kesabaran? Hancur-lah pastinya. Contohnya, seorang yang kebablasan (hamil) akibat pacaran. Ini karena mereka tidak memiliki jiwa kesabaranya dalam memerangi hawa nafsunya. Apalagi, di dalam Islam yang namanya pacaran itu jelas-jelas dilarang. Ini seringkali kita dengar. Dan banyak lagi orang yang hidupnya hancur dikarenakan tidak ada kesabaran dalam dirinya.
Kehidupan di dunia ini selain diwarnai dengan keindahan, kebahagiaan, kenikmatan, dan kesenangan yang melimpah, juga akan diwarnai dengan berbagai musibah dan cobaan. Orang yang berjiwa sabar dalam setiap keadaannya itu ialah orang yang memperindah warna itu. Kadang, kita sulit untuk bersabar dalam menghadapi setiap ujian yang kita terima. Padahal, akhir dari kesabaran itu sangatlah indah dan menyejukan. Semoga kita digolongkan ke dalam orang-orang yang bersaba.
“Ketahuilah, pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran. Jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (HR.Tarmidzi)
Aban Ibnu Taghlab pernah berkata ―semoga kisah ini bisa menjadi suatu inspirasi bagi kita semua untuk selalu bersabar―, ia berkata, “Saya pernah mendengar seorang Arab Badui berkata, “Sikap yang paling baik dari seorang akan muncul ketika ia ditimpa musibah, karena ia akan menjadikan sabar sebagai senjata menghadapi musibah tersebut dan akan memberinya inspirasi untuk selalu berharab agar musibah itu segera berakhir. Dan karena kesabaranya, ia seperti melihat jalan keluar dan pertolongan itu berada di depan matanya. Ini terjadi lantaran tawakkal dan prasangka baiknya kepada Allah. Ketika orang telah sampai pada tingkatan ini, Allah pasti akan memberikan semua yang dibutuhkan, menghilangkan semua yang menyulitkan, dan mengabulkan semua permintaanya. Dan, ia selamat bersama agama, kehormatan dan kepribadianya.””
Subhanallah, Maha Suci Engkau Ya Rabb.
Yakinlah, kunci kedekatan kita kepada Allah adalah bersabar. Semakin banyaknya masalah yang kita hadapi, peluang untuk bersabar semakin banyak. Semakin kuat kesabaran kita, semakin dekat pula jarak kita kepada Sang Rabb dan Dia akan menuntaskan segala kesulitan kita, insya Allah.
Dengan sikap sabar, Allah menjanjikan kepada orang-orang yang sabar dalam menghadapi segala apapun pada dirinya, yaitu:
a. Pahala yang tak terbatas tentunya.
“Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)
b. Selalu dalam keadaan baik.
“Sungguh
menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan itu tidak
ditemukan kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kelapangan ia
bersyukur dan itu baik baginya. Dan jika mendapatkan kesempitan ia bersabar dan
itu baik baginya.” (HR. Muslim)
c. Selalu mendapatkan kebersamaan Allah.
“Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS.
Al-Baqarah : 153)
d. Allah akan menghapus dosa-dosa mereka yang bersabar
sekaligus meningkatkan
derajatnya. Subhanallah.
Ada pepatah China mengatakan, “Kesabaran
adalah kekuatan. Bersama waktu ada kesabaran, daun murbei bisa berubah menjadi sutera.”
“Tingkatkanlah kesabaranmu dengan ibadahmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
__________________________________________________
Tentang Penulis
Jefry adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ia lahir di kota Kisaran pada 6 maret 1993. Saat berusia tiga tahun, ia dibawa hijrah dari kota kelahirannya ke kota Duri, Riau. Saat ini penulis tengah menempuh pendidikan di kota pelajar, Yogyakarta. Pemuda yang berstudi di Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia (UII) ini masih tercatat aktif dalam mengikuti organisasi Lembaga Dakwah Kampus. Ia mulai menulis sejak menamatkan pendidikan SMA, berharap mampu memberikan manfaat untuk orang lain dari tulisannya.
0 komentar:
Post a Comment