Ilustrasi. jmmi.its.ac.id |
“Kesabaran merupakan perlindungan dari kesalahan, sama halnya seperti pakaian melindungi anda dari rasa dingin. Jika anda mengenakan lebih banyak baju ketika udara semakin dingin, rasa dingin tidak akan memiliki pengaruh terhadap anda. Jika anda menumbuhkan rasa sabar dalam diri anda ketika anda melakukan kesalahan, kesalahan tersebut tidak akan berdampak apapun pada diri anda.” (Leonardo Da Vinci)
***
Banyak sebagian orang mengatakan bahwa kesabaran itu ada batasnya. Ketika kita menyaksikan berbagai adegan-adegan di sinetron yang mengatakan bahwa “sabar itu ada batasnya”, kata itu yang terkadang mampu membuat kita terpuruk ketika kita gagal atau bahkan membuat kita menyerah pada kondisi yang sangat “kritis”. Sebenarnya sampai mana sih batas kesabaran itu. Biasakah kita ukur?? Bisakah kita timbang?? Bisakah kita lihat??
Dalam Al-Qur’an, banyak disebutkan tentang pentingnya sebuah kesabaran. Bahkan sabar itu bisa menjadi penguat dan penolong kita saat menghadapi suatu ujian kehidupan. Masih ingatkah kisah para anbiya` yang selalu menjadikan sabar adalah sebagai penguat dalam segala kehidupannya? Salah satu contoh, yaitu kisah dari nabi Ayub ‘alaihi salam yang menderita penyakit parah sehingga tak ada satupun manusia yang mau mendekatinya, bahkan istrinya juga tidak mau mendekati nabi Ayub ‘alaihi salam lantaran godaan syaitan.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, salah satu teladan kita, juga mengajarkan tentang kesabaran. Bahkan seorang Rasul-pun yang dijamin masuk surga masih bisa menghadapi kesabaran umatnya. Bagaimana dengan kita yang sama sekali tidak ada jaminan masuk surga?? Seberapa sabarkah diri ini menghadapi "skenario kehidupan"?? Masihkah kita terlupa akan janji Allah yang terdapat dalam surat Al-Baqarah “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”? Janji Allah itu pasti.
Masih banyak kisah para anbiya’ yang menggambarkan tentang kesabaran. Bahkan mungkin kesabaran kita masih jauh dibandingkan dengan kesabaran para anbiya’. Namun, sebesar apapun ujian yang diberikan semua itu pasti ada solusinya jika kita akan tetap menjaga hati, emosi dan senantiasa tetap bersabar.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat :)
______________________________
Tentang Penulis
Panggil saja aku Ainun, saat ini masih berjuang mencari ilmu di bumi arema. Usiaku saat ini insya Allah masih dalam kategori usia-usia yang masih produktif untuk selalu berkarya melalui coretan-coretan kehidupan, yup 22 tahun yang lalu diriku dilahirkan di kota patria. Keseharianku tak beda jauh dengan anak-anak yang seusia denganku yaitu menjadi mahasiswa.
0 komentar:
Post a Comment