Assalamu’alaykum
Warahmatullahi wabarakaatuuh!
Bicara soal
momen, ternyata ada satu hari khusus di bulan Februari yang jadi momen khusus
tahunan, yaitu tanggal 14 Februari, dimana hari itu dijadikan khusus buat
berkasih sayang (padahal, yang namanya kasih sayang harusnya sepanjang hayat,
kan?). Nah, pasti sudah pada tahu nih. Tapi, buat yang belum tahu, tanggal 14
Februari selalu dirayakan sebagai HARI
VALENTINE.
Valentine? Apaan
tuh? Kalau di barat sana, hari ini adalah hari khusus buat kasih sayang.
Coklat, mawar merah, kartu ucapan ‘I love
you’ atau ‘be my valentine’.
Tiga
hal barusan sudah jadi ciri khas hari ini. Di Indonesia sendiri, akibat promosi
gila-gilaan di media, budaya yang begini juga sedang populer. Tidak hanya oleh
kaum muda, tapi juga kaum dewasa. Bahkan, sebagian dari umat Muslim juga ikut
terlibat dalam kegiatan ini.
Tapi, perayaan ini asalnya dari barat sana, hukumnya gimana dong? Nah, berhubung banyak kaum Muslim yang ikut terlibat, penulis bakal coba
menjelaskan dari sudut pandang Islam (with
citations from references). Tapi, sebelum masuk ke sana, bolehlah kita tengok
asal muasalnya, supaya kita makin tahu, makin paham, dan makin bisa mengambil
sikap J
Setiap
perayaan punya sejarah. Seperti Idul Adha yang didasari oleh perintah Allah SWT
kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih anaknya, Ismail. Sejarah tentang hari Valentine
pun juga ada. Versinya pun banyak, tapi ada tiga versi yang paling diyakini. Apa saja? Ini dia!
1. Pada Tanggal 14 Februari 270 M, St (Santo) Valentinus, seorang pendeta
Nasrani (Kristen) dihukum mati sebagai martir oleh Kaisar Romawi Claudius II karena
memerintahkan sang kaisar untuk masuk agama Nasrani. Ini versi yang paling
terkenal. Tengkoraknya yang bermahkotakan mawar merah bisa ditemukan di
Basilika Santa Maria, Cosmedin, Roma. Uniknya, dia dibunuh pada hari Lupercalia (festival
kesuburan), yaitu hari perayaan paganis (penyembah berhala) Romawi yang
jatuh pada tanggal 14 Februari.
2. Masih dengan tokoh yang sama, tapi beda cerita. Kali ini, St Valentinus
dipenjara karena ketahuan menikahkan tentara kerajaan dengan seorang gadis
secara sembunyi-sembunyi. Padahal, Kaisar Claudius II melarang pasukannya untuk
menikah. Di penjara, sambil menunggu hukuman matinya, Valentinus bertemu dengan
seorang putri sipir yang (maaf) buta. Diobatinya gadis itu, kemudian Valentinus
jatuh cinta. Akhirnya, pada malam sebelum ia dihukum mati, ia menulis surat
cinta kepada sang gadis dengan penutup ’from
your Valentine’ (dari Valentine-mu). Nah, istilah ini nih yang populer di
kartu-kartu ucapan Valentine zaman sekarang.
3. Masih dengan tokoh yang sama, versi ketiga menjelaskan bahwa St Valentinus
disiksa sampai mati oleh Kaisar Claudius II pada tahun 296 M. Pada tahun 350,
dibangunlah sebuah gereja di tempat ia disiksa untuk mengenang jasanya. Setelah
para paganis Romawi berpindah ke Nasrani, mereka tetap merayakan hari kasih
sayang versi mereka. Hanya saja, kecintaannya bukan pada berhala, melainkan
kepada Valentinus. Bentuk perayaannya, pada tanggal 14 Februari (setelah Lupercalia), nama pemudi usia nikah
ditulis di secarik kertas dan ditaruh di lemari buku. Lalu, para pemuda
mengambil kertas yang berisikan nama pemudi. Pasangan itupun ‘diuji’ selama
setahun untuk menemukan kecocokan. Selama itu pula, para pemuda-pemudi itu
bebas melakukan apapun, termasuk zina. Kalau tidak cocok, bisa ganti yang lain.
Nah, dari
banyaknya versi ini, tidak ada yang konsisten kan? Apalagi, salah satu versinya
ada yang dikait-kaitkan dengan penyembahan berhala yang merupakan agama
jahiliyah. Versi lainnya bahkan melegalkan zina (padahal dilarang keras dalam
Islam). Kesimpulannya, dari tiga versi di atas, ada satu persamaannya, yaitu : semua bernilai kafiriyah dan dilarang dalam
Islam. Apalagi di zaman sekarang ini, saling memberi coklat, bunga, dan
kartu ucapan tidak cukup. Sebagian pasangan pemuda-pemudi malah check-in untuk ber*ups*. Karena itu,
banyak yang memplesetkan hari ini jadi hari
F**klentine (F**k : zina).
Bahkan, yang lebih gila lagi, ada bonus yang tidak tanggung-tanggung setiap
beli coklat di hari Valentine. Bukan bonus biasa, tapi k*nd*m, seakan-akan seks
bebas dibolehkan (ckckck....).
Padahal,
Islam sudah membahas hal ini secara gamblang lho. Mengenai hukum ikut meniru suatu
kaum (termasuk merayakan hari Valentine), Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia
termasuk dari kaum tersebut” (HR. Abu
Daud). Sementara, tradisi ini datang dari kaum Nasrani dan Paganis Romawi. Berarti, yang ikut merayakan sama aja kafir
dong? Kalau niatnya mengenang St Valentinus, sayang sekali, iya. Kalau
tidak bermaksud begituan sekalipun, tetap saja termasuk kemungkaran yang besar,
karena ikut memakmurkan hari raya mereka. Clear?
Tentang
ucapan ’be my Valentine’ yang sering
diucapkan buat p*c*r (baik yang legal a.k.a. istri atau yang cinta monyet),
baik secara langsung atau dalam bentuk kartu, ternyata maknanya berbahaya lho.
Buat teman-teman yang belum tahu, ternyata kata Valentine asalnya dari bahasa latin Valentinus yang artinya ‘Yang
Maha Kuasa’. Nah! Berarti orang “terkasih” kita anggap yang “Maha
Kuasa” atas diri kita. Aw, padahal Yang Maha Kuasa hanya The One and Only ALLAH SWT. Berarti,
sama aja musyrik dong? Yap, tidak diragukan lagi.
Terus, di
hari Valentine ini, biasanya suka terjadi kontak fisik antar non-mahram yang
(sebenarnya) tidak diperbolehkan Islam. Okelah tidak sampai zina kemaluan, tapi
kalau perilaku yang taqrabuz zina
seperti menyentuh (zina tangan), berharap (zina hati), berpandangan (zina mata)
dan zina-zina yang lain? Lebih baik jangan dilakukan kalau tidak mau dapat
gelar ‘couple keji’ (baca firman
Allah di Surat Al-Isra :32). Mengenai hubungan dengan lawan jenis non-mahram,
bisa dibaca di postingan Izinkan Aku Mencintaimu Karena Allah (arsyadhika-glorious.blogspot.com).
So, dengan paparan di atas, sikap kita
sebagai pemuda Muslim dan pemudi Muslimah (harusnya) sudah jelas dong?
Berhubung hari Valentine adalah perayaan orang non-Muslim dan berasal dari
ritual non-Muslim, memang lebih baik kalau kita hindari perayaan itu. Lagipula, hari kasih sayang bagi kita semua
(baik Muslim maupun non-Muslim) harusnya sepanjang hidup kita kan? Untuk kita
yang mencintai karena ALLAH sepanjang waktu, ALLAH sudah berjanji dalam
firman-Nya, “Pasti akan mendapatkan
cinta-Ku orang-orang yang cinta mencintai karena Aku, saling kunjung
mengunjungi karena Aku, dan saling memberi karena Aku.” Dicintai ALLAH lho man, siapa yang tidak mau?
Semoga
tulisan ini bermanfaat ya ^_^. Last
words, mencintailah karena Allah di setiap waktu dan hembus nafas kita,
tidak perlu repot-repot mengkhususkan waktu berkasih sayang untuk orang atau
momen tertentu, apalagi kalau perayaannya mengekor pada tradisi non-Muslim
seperti hari Valentine ini. Dan buat kita para pemuda-pemudi Muslim, saatnya
berkata : NO for Palentine! YES for
Palestine!
by: Arsya Dhika Putratama
Referensi :
0 komentar:
Post a Comment